RSS

Prosedur dan Rasional Pemberian Nutrisi Enteral

Disusun oleh :Dewi Lestari Handayani, Dika Purnamasari,Laila Hasanah, Mariska Iriyanti, Weny Anggraini

Definisi.

Pemberian nutrisi enteral merupakan pemberian nutrient melalui saluran cerna dengan menggunakan sonde (tube feeding). Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara volunter melalui asupan oral. Pemberian nutrisi enteral dini (yang dimulai dalam 12 jam sampai 48 jam setelah pasien masuk ke dalam perawatan intensif [ICU]) lebih baik dibandingkan pemberian nutrisi parenteral.

Waktu untuk timbulnya gejala-gejala akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat masih belum jelas. Pasien-pasien yang gizinya cukup biasanya dapat mentolerir asupan yang tidak cukup ini dalam 7 sampai 14 hari (ASPEN, 2002). Pasien yang gizinya buruk, sebaliknya membutuhkan intervensi yang cepat. Panduan yang ada saat ini menyampaikan bahwa nutrisi enteral harus dimulai dalam 5 sampai 7 hari bila asupan nutrisinya tidak adekuat (Charney, 2001). Nutrisi enteral tidak perlu diberikan apabila pasien-pasien dengen gizi baik bisa mulai makan kembali dengan normal dalam waktu 5 sampai 7 hari.

Manfaat

Manfaat dari pemberian nutrisi enteral antara lain:

Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus

Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna

Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna

Mengurangi proses katabolic

Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna

Mempercepat penyembuhan luka

Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral

Lama perawatan di rumah sakit menjadi

lebih pendek dibandingkan dengan

Nutrisi Parenteral

Indikasi:

Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang tidak bisa makan, tidak dapat makan, dan tidak cukup makan (ASPEN, 1998)

Kontra indikasi :

  1. Kondisi-kondisi yang mengakibatkan perubahan fungsi saluran cerna (osbtruksi menyeluruh pada saluran cerna bagian distal, perdarahan saluran cerna yang hebat, fistula enterokutan high-output, intractable diarrhea, kelainan congenital pada saluran cerna)
  2. Gangguan perfusi saluran cerna (instabilitas hemodinamik, syok septic)

Rute Pemberian.

Berikut ini adalah jenis rute pemberian nutrisi enteral:

1. Nasogastrik

2. Gastrostomi

3. Jejunostomi

Prosedur Pemberian Nutrisi enteral

Nasogastrik

Langkah-langkah:

1. Cuci tangan

Rasional: mengurangi transmisi mikroorganisme

2. Auskultasi bising usus

Rasional: bising usus menandakan adanya peristaltik dan kemampuan saluran pencernaan untuk mencerna nutrien. Bila bunyi usus tak ada, tunda pemberian makan dan beritahu dokter

3. Pastikan pesanan dokter untuk formula, kecepatan, rute, dan frekuensi

Rasional: Pemberian makan dengan selang harus sesuai instruksi dokter

4. Siapkan kantung dan selang untuk memberikan formula

Rasional: selang harus bebas dari kontaminasi untuk mencegah pertumbuhan bakteri, penempatan formula melalui selang mencegah kelebihan udara masuk ke saluran pencernaan.

5. Jelaskan prosedur pada klien

Rasional: mengurangi ansietas dan meningkatkan kerjasama antara klien dan perawat.

6. Baringkan klien dalam posisi Fowler

Rasional: mengurangi risiko aspirasi

7. Pastikan penempatan selang NG

Rasional: mengurangi risiko aspirasi isi gastrik ke dalam sal. pernapasan

8. Mulai memberi makan

a. Metode bolus atau intermiten

-Pijat ujung proksimal selang makan

Rasional: mencegah udara masuk ke lambung klien

-Hubungkan spuit ke ujung selang dan tinggikan 45 cm diatas kepala klien

Rasional: mengosongkan selang makan secara bertahap dengan bantuan gravitasi dari spuit

-Isi spuit dengan formula. Biarkan spuit kosong secara bertahap

Rasional: Isi ulang sampai jumlah yang dipesankan diberikan pada klien

-Bila digunakan kantung gavage, hubungkan kantung pada ujung selang makan dan tinggikan kantung 45 cm di atas kepala klien. Isi kantung dengan jumlah formula yang dipesankan, kemudian biarkan kantung kosong secara bertahap lebih dari 30 menit.

b. Metode drip kontinyu

Rasional: dirancang untuk pemberian makan perselang dengan kecepatan perjam yang dipesankan. Metiode ini mengurangi risiko diare. Klien yang menerima makanan drip kontinyu harus diperiksa setiap 4 jam

-Gantungkan kantung gavage pada tiang IV

-Hubungan ujung kantung ke ujung proksimal selang.

-Hubungkan pompa infus dan atur kecepatan

9. Bila selang makan tidak sedang digunakan, klem ujung proksimal selang makan

Rasional: mencegah udara masuk ke lambung diantara pemberian makanan

10. Berikan air melalui selang makan bersamaan diantara makan

Rasional: Memberikan klien sumber air untuk membantu mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

11. Bilas kantung dan selang makan dengan air hangat setelah pemberian semua bolus makanan

Rasional: membersihkan selang makan dan mencegah pertumbuhan bakteri

12. Tingkatkan pemberian makan per selang

Rasional: untuk mencegah diare dan intoleransi gastrik terhadap formula

13. Klien tetap pada posisi fowler’s tinggi atau dengan kepala tepat tidur ditinggikan 30 derajat atau lebih selama 30 menit setelah memberikan makan melalui selang. Dengan makan kontinyu klien harus dalam salah satu posisi ini selama makan

Rasional: untuk membantu mempertahankan formula dalam saluran GI. Posisi itu mengurangi risiko klien akan aspirasi

14. Catat jumlah dan jenis makanan, pastikan letak selang, patensi selang, respon klien terhadap makanan, dan adanya efek merugikan.

Rasional: mendokumentasikan status selang makan dan respon klien


Daftar Pustaka

Perry & Potter. (1994). Buku saku Keterampilan dan prosedur dasar. (Edisi 3). Jakarta: EGC (alih bahasa: Monica Ester, S.Kp)

Perry & Potter. (1999). Keperawatan fundamental. Jakarta: EGC

PT. Otsuka Indonesia. (2007). Dasar terapi cairan dan nutrisi. Jakarta: PT Otsuka Indonesia

PT. Otsuka Indonesia. Nutrisi enteral. http://www.otsuka.co.id/?content=article&lang=id&refresh=1 (diakses pada 1 April 2009 pukul 16:05)

0 comment(s):