RSS

Kolostomi

Oleh. Dewi Lestari Handayani, 0706270371

Definisi
Kolostomi dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai diversi sementara atau permanent. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.

Komplikasi Kolostomi
Insiden komplikasi untuk pasien dengan kolostomi sedikit lebih tinggi dibandingkan pasien ileostomi. Beberapa komplikasi yang umum adalah prolaps stoma (biasanya akibat dari obesitas), perforasi (akibat ketidaktepatan irigasi stoma), retraksi stoma, impaksi fekal, dan iritasi kulit. Kebocoran dari anastomosis usus menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan, peningkatan suhu, serta tanda syok. Perbaikan pembedahan diperlukan.
Pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dianggap beresiko, khususnya bila mereka telah mendapat antibiotic atau sedatif, atau dipertahankan tirah baring untuk waktu lama. Dua komplikasi paru primer adalah pneumonia dan atelektasis. Komplikasi ini dapat dicegah seriing beraktivitas (membalik pasien dari satu sisi ke sisi lain setiap 2 jam), napas dalam, batuk, dan ambulasi dini

Pasien yang memerlukan kolostomiIntervensi keperawatan pre-operatif
Dukungan psikososial
Tindakan kolostomi memberikan beberapa pengaruh terhadap klien, diantaranya:
a. Kolostomi dapat menjadi hal yang traumatis bagi klien
b. 25% klien tidak menerima stoma mereka
c. aktivitas sosial dan fungsi seksual klien terganggu
d. klien tidak dapat mengontrol pengosongan kolon merekaKlien yang menjalani pembedahan untuk kolostomi sementara dapat mengekspresikan rasa takut dan masalah yang serupa dengan klien yang memiliki stoma permanen. Semua tim kesehatan dan keluarga harus ada di samping klien untuk memberikan dukungan.Perubahan yang terjadi pada citra tubuh dan gaya hidup sering sangat mengganggu, dan klien memerlukan dukungan empatis dalam mencoba menyesuaikannya. Karena stoma ditempatkan pada abdomen, klien dapat berpikir bahwa setiap orang akan melihat ostomi. Perawat dapat membantu mengurangi ketakutan ini dengan memberikan informasi aktual tentang prosedur pembedahan dan pembentukan serta penatalaksanaan ostomi. Berikan kesempatan pada klien untuk mengajukan pertanyaan. Penerimaan dan pengertian perawat terhadap masalah dan perasaan klien, menunjukkan sikap kompeten yang meningkatkan percaya diri dan kerjasama.

Persiapan pembedahan
Untuk persiapan pembedahan, diet tinggi kalori dan rendah residu diberikan selama beberapa hari sebelum pembedahan, bila waktu dan kondisi klien memungkinkan. Apabila tidak terdapat situasi kedaruratan, tindakan praoperatif dilakukan serupa dengan pembedahan abdomen umumnya.
Terapi komponen darah dapat diberikan karena biasanya terjadi anemia. Intubasi nasogastrik praoperatif dapat diindikasikan untuk meminimalkan distensi pada periode pascaoperatif. Kateter indwelling dipasang untuk membantu mempertahankan balitan perineal pascaoperatif tetap kering.

Intervensi keperawatan post-operatif
Klien dipantau terhadap tanda komplikasi yang mungkin muncul pasca tindakan kolostomi. Hal ini mencakup kebocoran dari sisi anastomosis, prolaps stoma, perforasi, retraksi stoma, impaksi fekal, dan iritasi kulit, serta komplikasi paru yang dihubungkan dengan bedah abdomen. Abdomen dipantau terhadap tanda kembalinya peristaltik dan kaji karakteristik feses.
Klien yang menjalani kolostomi dibantu turun dari tempat tidur pada hari pertama pascaoperatif dan didorong untuk mulai berpartisipasi dalam menghadapi kolostomi. Kembalinya diet ke pola normal berlangsung sangat cepat. Sedikitnya 2 L cairan per hari dianjurkan.Beberapa pasien mengalami pelambatan eliminasi setelah irigasi akibat penurunan peristaltik dan produksi mukus. Kebanyakan pasien membutuhkan waktu sampai 6 bulan untuk merasa nyaman dengan perawatan ostomi mereka.

Menangani kolostomi
Fungsi kolostomi akan mulai tampak pada hari ke 3 sampai hari ke 6 pascaoperatif. Perawat menangani kolostomi sampai klien dapat mengambil alih perawatan ini. Perawatan kulit harus diajarkan bersamaan dengan bagaimana menerapkan drainase kantung dan melaksanakan irigasi.

a. Perawatan kulit.
Pada kolostomi transversal, terdapat feses lunak dan berlendir yang mengiritasi kulit, sedangkan pada kolostomi descenden atau sigmoid, feses agak padat dan sedikit mengiritasi kulit. Klien dianjurkan melindungi perstoma dengan sering mencuci area tersebut menggunakan sabun ringan, memberikan barier kulit protektif disekitar stoma dan mengamankannya dengan melekatkan kantung drainase. Mycostatin dapat ditebarkan sedikit pada kulit peristoma bila terdapat iritasi atau pertumbuhan jamur.

Kulit dibersihkan dengan perlahan dengan sabun dan waslap lembab serta lembut. Selama kulit dibersihkan, kasa dapat digunakan untuk menutupi stoma atau tampon vagina dapat dimasukkan perlahan untuk mengabsorpsi kelebihan drainase. Hindari menggosok area tersebut.

b. Memasang kantung drainase
Stoma diukur untuk menentukan ukuran kantung yang tepat. Lubang kantung harus sekitar 0,3 cm lebih besar dari stoma. Kulit dibersihkan sesuai prosedur diatas. Barier kulit peristoma dipasang. Kantung kemudian dipasang dengan cara membuka kertas perekat dan menekannya di atas stoma selama 30 detik.

c. Menangani kantung drainase
Kantung kolostomi dapat digunakan setelah irigasi; dan diganti dengan balutan yang lebih sederhana. Klien dapat memilih berbagai bentuk kantung, tergantung pada kebutuhan individu.
d. Mengangkat alat
Alat drainase diganti bila isinya telah mencapai sepertiga sampai seperempat bagian sehingga berat isinya tidak menyebabkan kantung lepas dari diskus perekatnya dan keluarnya isinya. Klien dapat memilih posisi duduk atau berdiri yang nyaman dan dengan perlahan mendorong kulit menjauh dari permukaan piringan sambil menarik kantung ke atas dan menjauh dari stoma.
e. Mengirigasi kolostomi
Tujuan irigasi kolostomi adalah untuk mengosongkan kolon dari gas, mukus, dan feses sehingga klien dapat menjalankan aktivitas sosial dan bisnis tanpa rasa takut terjadi drainasi fekal. Dengan mengirigasi stoma pada waktu yang teratur, terdapat sedikit gas dan retensi cairan pengirigasi.

Prosedur Mengirigasi Kolostomi
Prosedur perawatan kolostomi
1. Persiapan
a. Persiapan pasien
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7) Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
b. Persiapan alat
1) Sarung tangan bersih
2) Handuk mandi/selimut mandi
3) Air hangat
4) Sabun mandi yang lembut
5) Tissue
6) Kantong kolostomi bersih
7) Bengkok/pispot
8) Kassa
9) Tempat sampah
10) Gunting
2. Prosedur
a. Menjealskan prosedur
b. Mendekatkan alat-alat kedekat klien
c. Pasang selimut mandi/handuk
d. Dekatkan bengkok kedekat klien
e. Pasang sarung tangan bersih
f. Buka kantong lama dan buang ketempat bersih
g. Bersihkan stoma dan kulit sekitar dengan menggunakan sabun dan cairan hangat
h. Lindungi stoma dengan tissue atau kassa agar feces tidak mengotori kulit yang sudah dibersihkan
i. Keringkan kulit sekitar stoma dengan tissue atau kassa
j. Pasang kantong stoma
k. Buka sarung tangan
l. Bereskan alat
m. Rapihkan pasien
n. Mencuci tangan
o. Melaksanakan dokumentasi :
1) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
2) Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien

Referensi:
Cleveland clinic. Colostomy. http://my.clevelandclinic.org/disorders/colorectal_cancer/hic_colostomy.aspx (diakses pada 6 Mei 2010 pukul 21:47 WIB)

Dean, Jill. Functional management. http://www.ostomy.evansville.net/colostomyirrigation.pdf (diakses pada 6 Mei 2010 pukul 21:45 WIB)

Smeltzer, Suzanne C.; Bare, Brenda G. (1996). Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner & suddarth. (edisi 8). Jakarta:EGC